Budhe Juminten tampak begitu tersiksa ketika dua orang preman saling menindihnya hingga tubuh sintal Budhe Juminten kini dihimpit oleh dua preman kekar, lalu menusukkan penis mereka ke dalam liang anus dan vaginanya.Dengan ganas dua preman itu mengoyak liang anus dan vagina Budhe Juminten, setelah berhasil menyemprotkan sperma lalu bergantian dua preman yang lain dengan posisi yang sama menghimpit tubuh sintal Budhe Juminten dan mulai mengoyak liang anus dan vaginanya, begitu bergantian mereka hingga satu persatu dapat merasakan nikmatnya jepitan liang anus dan vagina wanita sintal itu.
Jam 8 malam, Budhe Juminten kembali bersetubuh dengan
sekawanan preman sejumlah 12 orang. Mereka semua bertubuh kekar dan berwajah
sangat garang dan rata-rata penis mereka berukuran besar hitam dan panjang
berotot.
Mereka menelentangkan tubuh Budhe Juminten,
tangan dan kaki Budhe Juminten ditelentangkan mengangkang sehingga vaginanya
terbuka lebar dan terlihat bulu-bulu hitam yang tumbuh lebat berserabutan di
selangkangan Budhe Juminten. Begitu juga dengan ketiaknya yang ditumbuhi
bulu-bulu hitam lebat berserabutan, baunya cukup menyengat dan merangsang
birahi laki-laki untuk menjilati bulu-bulu hitam lebat ketiaknya.
Tak lama
kemudian tangan-tangan kasar kawanan preman itu mulai menggerayangi vagina
Budhe Juminten, dengan kasar jari-jari mereka mengocok vagina Budhe Juminten
hingga membuatnya orgasme hebat dan mengeluarkan lendir putih banyak sekali.
Lendir putih yang keluar dari vagina Budhe Juminten menjadi rebutan kawanan preman
itu, mereka semua ingin menelan lendir vagina itu. Bergantian mereka menjilati liang
vagina Budhe Juminten hingga membuat Budhe Juminten mengalami orgasme
berulang-ulang dan mengeluarkan lendir yang banyak sekali hingga semua kawanan preman
itu dapat merasakan lezatnya vagina Budhe Juminten dan lendir putih yang keluar
dari vagina itu. Tak puas-puasnya mereka menyantap vagina wanita sintal itu yang
berulang kali mengeluarkan lendir putih setiap orgasme.
Budhe Juminten pun
harus merelakan payudaranya yang montok seperti pepaya diremas dan direjang
dengan kasar. Dengan lahap para preman itu menyantap payudara montok Budhe Juminten,
mereka bergantian mengenyot payudara montok itu dan menelan semua air susu yang
keluar dari puting gumpalan daging payudara montok itu. Bergantian kawanan preman
itu menyusu payudara montok Budhe Juminten dan menyedot semua air susu didalam
gumpalan daging montok Budhe Juminten. Beberapa preman tampak asyik menjilati
ketiak Budhe Juminten yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang cukup lebat, mereka
menghisap bulu-bulu ketiak lebat itu dan tampak begitu lahap menyantap
bulu-bulu lebat di ketiak Budhe Juminten hingga membuat Budhe Juminten
kegelian.
Beberapa saat kemudian satu persatu kawanan preman itu mulai
memasukkan penis mereka yang berukuran ekstra besar dan panjang ke dalam vagina
Budhe Juminten lalu mengocok dengan kasar didalam vagina Budhe Juminten dan
menyemprotkan airmani ke dalam rahim Budhe Juminten. Kawanan preman tampak
kesetenan sekali merasakan jepitan vagina Budhe Juminten yang nikmat, mereka
mengoyak dengan kasar dan brutal vagina nikmat itu dan berusaha menembuskan penis mereka
ke dalam rahim Budhe Juminten. Tanpa mempedulikan Budhe Juminten yang tampak
kelelahan sekali, dengan melemparkan makian kotor mereka makin buas dan brutal memperkosa
dan menggilirnya bergantian.
Budhe Juminten tampak begitu tersiksa ketika dua
orang preman saling menindihnya hingga
tubuh sintal Budhe Juminten kini dihimpit oleh dua preman kekar, lalu
menusukkan penis mereka ke dalam liang anus dan vaginanya.Dengan ganas dua preman
itu mengoyak liang anus dan vagina Budhe Juminten, setelah berhasil menyemprotkan
sperma lalu bergantian dua preman yang lain dengan posisi yang sama menghimpit
tubuh sintal Budhe Juminten dan mulai mengoyak liang anus dan vaginanya, begitu
bergantian mereka hingga satu persatu dapat merasakan nikmatnya jepitan liang
anus dan vagina wanita sintal itu. Entah sudah berapa kali mereka menyetubuhi
Budhe Juminten, mungkin sudah lebih sepuluh kali masing-masing preman itu
menyetubuhi Budhe Juminten. Namun tampaknya kawanan preman itu masih belum
lelah, mereka masih begitu ganas melampiaskan nafsu binatangnya ke tubuh sintal
Budhe Juminten dan tampak begitu buas dan brutal memperkosa dan menggilir Budhe Juminten.
Dengan tatapan mata yang jalang, kawanan preman itu terus menerus mengoyak dan
menusuk liang vagina hingga tembus ke rahim Budhe Juminten, kawanan preman itu
kini telah diselimuti nafsu binatang yang begitu liar dan ganas untuk terus
memperkosa tubuh sintal Budhe Juminten.
Budhe Juminten tampak kelelahan sekali, namun
ia hanya bisa pasrah ketika tubuh sintalnya menjadi pelampiasan nafsu binatang
yang begitu liar dan ganas dari kawanan preman itu. Ia sadar dirinya diumur
setua ini masih memancarkan pesona seksual bagi laki laki, tubuhnya begitu
sintal dan montok, begitu merangsang hingga kawanan preman seakan tiada
puas-puasnya meyantap tubuhnya yang begitu sintal dan montok.
Sejak saat itu
kawanan preman itu sering mendatangi rumah Budhe Juminten hanya sekedar untuk
melampiaskan nafsu binatang mereka yang begitu liar dan bejat menikmati tubuh
sintal montok Budhe Juminten. Bahkan pernah suatu ketika Budhe Juminten diajak
ke sebuah gudang di daerah yang sepi, dan disana sudah menunggu 30 orang preman
berbadan kekar, dan total Budhe Juminten dipaksa melayani nafsu binatang 35
orang kawanan preman. Mereka berpesta dengan tubuh sintal montok Budhe Juminten,
dan Budhe Juminten pun harus merelakan tubuh sintalnya menjadi pelampisan nafsu
binatang yang liar dan ganas 35 kawanan preman itu.
Selama dua hari siang dan
malam Budhe Juminten terus menerus diperkosa dengan ganas dan menjadi pelampiasan
nafsu binatang yang begitu buas dan ganas kawanan 35 preman itu. Demikianlah
akhirnya Budhe Juminten menghabiskan seluruh hidupnya mengabdi di sana untuk
melayani kebutuhan seks gerombolan preman itu. Kadang-kadang ia pun
"dipinjamkan" kepada teman-teman gerombolan preman yang lainnya
sekedar untuk disetubuhi, atau dihamili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar