budhe dan keponakannya



 "Sebagai ibu, dia wajib menyusui anaknya. Walau aku tidak memiliki air susu lagi, tapi aku harus menyusuimu, agar kamu sah menjadi anakku," kata Bude sembari mengelus kepala Jojo. Jojo memejamkan matanya rabutnya dielus-elus dengan kemanjaan. Bude melepas semua kancing dasrernya dan mengeluarkan teteknya.

"Kamu harus netek, dan kamu sah adalah anakku," kata Bude menyodorkan teteknya ke muluit Jojo. Dengan dada menggemuruh, Jojo merebahkan kepalanya di paha Bude dan Bude menyodorkan teteknya ke mulut Jojo sembari mengelus-elus rambut Jojo. Dada Bude juga menggemuruh keras dan vaginanya sudah mulai kembang kempis seperti pantat ayam. Bude mengarahkan bagaimana cara mengisap tetek dan mempermainkan lidah pada teteknya. Lepas dari satu tetek, dipindahkan ke tetek yang lainnya.





Jojo baru saja taman SMP dan dia harus tinggal bersama Bude-nya (kakak dari ibunya) di ibukota kecamatan. Usianya 16 tahun dan suka olahraga lari dan restok. Rajin membantu dan ringan tangan dalam banyak pekerjaan, tidak banyak bicara dan tinggi tubuhnya dalam usia yang muda itu cukup lumayan. 170Cm, sawo matang, rambut lurus dan nilai raport rata-rata delapan. Itulah sebabnya, ayah-ibunya merasa syang kalau dia mengikuti abangnya untuk tidak sekolah lagi. Karena tidak mampu menyekolahkannya, Budenya yang perawan tua dan sudah berusia 48 tahun, memungutnya menjadi anak sendiri untuk diseklahkan, dengan harapan, nanti kalau dia sudah tua dia bisa menumpang pada Jojo dan rumah serta sawah dan kios kecil di pasar kecamatan yang dua pintu tapi disatukan menjadi milik Jojo. Ibu dan ayah Jojo sangat senang dan bahagia.
Pagi-pagi sdeali keduanya sudah bangun kemudian mengerjakan pekerjaan masing-masing lalu sarapan. Mumpung belum masuk sekolah ke STM, Jojo ikut ke pasar membantu jualan. Di pasar, Bude sudah sangat terkenal sebagai grosir jamu dari sebuah perusahaan. Dari kecamatan lain banyak yang membeli jamu produk perusahaan jamu tertua itu ke kiosnya.
Walau suadh berusia 48 tahun Bude kelihatan masih padat dan berisi. Dia seallu mengenakan kebaya pendek, dengan rambut disisir rapi dan disanggul, serna mengenakan kain batik, juga selendang. Sejak kehadiran Jojo, dia tidak naik ojek lagi, karena Bude sudah pula mengkredit sebuah motor China untuk nanti Jojo pakai ke sekolahnya. Budenga sangat senang, karean Jojo sangat rajin. Pukul 12.00 JOjo sudah membuka nasi dari rantang dan menauhnya ke piring dan menyiapkan segalanya, agar Budenya makan siang dan Jojo yang ganti menjaga kios melayani pembeli yang seakan-akan tak pernah habisnya. Pantas setiap sore, Bude selalu membawa uang yang banyak dalam tas-nya.

Bude walau tingginya 156 Cm, berkulit putih bersih sedikit kerutan di wajahnya, namun teteknya masih bulat dan padat, serta pantatnya besar dan padat pula. Dia meminta Jojo mentyelempangkan tas berisi uang dan Bude naik ke boncengan serta di atas pahanya dia membawa bawaan dalam plasti agak lumayan besar. Pukul 17.20 (berkisar seperti itu setiap hari secara rutin) mereka sampai ke rumah yag tak jauh dari pasar. Rumah Bude persis di pinggira desa, tersendiri di tepi sawahnya yag baru saja ditanami oleh orang lain. Hasil sawahnya akan dibagi tiga. Dua untuk yang mengerjakan, satu untuk Bude.

Setelah mandi, Bude bersiap-siap menyiapkan makan malam mereka. Begitu keluar dari kamar mandi, Jojo sangat kagum dan horny melihat tubuh Bude-nya. Dengan mengenakan daster mini yang sangat tipis dan tanpa bra, kelihatan seperti transparan, pentil teteknya dan kulit perutnya yang putih mulus. Jojo menelan ludahnya. Gantian Jojo memasuki kamar mandi.
Bude tersenyum, karean dia melihat bagaimanan mata Jojo seperti terhipnotis melihat tubuhnya. Bude lupa, kalau sebenarnya, dia tidak lagi sendirian di rumahnya. Tapi melihat mata Jojo yang seperti terhipnotis tadi, jadi ada pikiran lain dalam dirinya. Tapi... Jojo kan keponakannya sendiri, anak dari adiknya dan dia sudah ucapklan kepada adiknya dan suami adiknya, kalau Jojo dia jadikan anaknya sendiri?

Sembari menyiapkan makanan, dia terus melamun. Entah kenapa tiba-tiba Bude juga sepertinya berpikiran aneh juga, terlebih setelah melihat Jojo keluar dari kamar mandi hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada. Guh... masih muda, tapi kelihatan tubuhnya demikian atletis.

Mereka makan berdua di ruang makan di dapur. Bude sengaja melepas dua kancing bagian atas dasternya dan memperlihatkan belahan dada-nya yang putih. Di hadapannya ada lemari makan dan dari kaca lemari makan itu, dia mampu melihat apa yang dilakukan Jojo. Seakan kaca itu adalah cermin pengawas. Bude melihat Jojo memperhatikan dadanya, kemudian meloroh ke pahanya. Dalam Hati Bude tersenyum. Seperti tidak sengaja, dia mengangkap pahanya, sampai pangkal pahanya kelihatan putih dan Jojo memperhatikannya tanpa kedip. Lagi-lagi Bude tersenyum dalam hati, tapi dadanya sudah menggemuruh, apa yang harus dilakukannya.

Bude pernah pacaran selama tiga tahun dengan seorang laki-laki tetangga mereka dan Bude sudah menyerahkan segalanya kepada laki-laki itu. Selama dua tahun dan hampir tiga kali seminggu mereka melakukan hubungan suami isteri, tapi Bude tak hamil-hamil dan laki-laki itu pun memutuskan untuk berpisah. Sejak itu Bude tak mau lagi dekat dengan laki-laki, terlebih hubungan mereka sempat tidak disetujui oleh keluarganya.

Usai makan, Jojo langsung mengangkati piring kotor, walau dilarang oleh Bude.
"Kamu anak yang rajin dan suka membantu."
"Namanya juga anak, ya harus membantu ibunya. Ibu kan sudah capek," kata Jojo yang tidak lagi memanggilnya Bude, tapi ibu, karena sudah dilafaskan Jojo sebgai anak sendiri. Bude tersenyum manis. Saat Jojo menjangkau sebuah gelas dan tubuhnya dekat dengan Bude, Bude memeluknya dan merangkulnya.
“Anak ibu memang rajin dan ibu senang sekali,”  katanya mencium pipi Jojo dan memeluknya.
“Orang yang berbakti kepada ibunya pasti akan diberkati,”  kata Bude pula sembari memeluk Jojo dan buah dadanya menempel di dada Jojo. Srrrrr... darah Jojo berdesir akibat tempelan tetek besar yang kenyal itu.
Acara dangdut di TV mereka tonton berdua. Dan Bude menarik Jojo untuk duduk dekat denganya di sofa. Bude merangkulnya dan membelai-belai Jojo.

"Sebagai ibu, dia wajib menyusui anaknya. Walau aku tidak memiliki air susu lagi, tapi aku harus menyusuimu, agar kamu sah menjadi anakku," kata Bude sembari mengelus kepala Jojo. Jojo memejamkan matanya rabutnya dielus-elus dengan kemanjaan. Bude melepas semua kancing dasrernya dan mengeluarkan teteknya.
"Kamu harus netek, dan kamu sah adalah anakku," kata Bude menyodorkan teteknya ke muluit Jojo. Dengan dada menggemuruh, Jojo merebahkan kepalanya di paha Bude dan Bude menyodorkan teteknya ke mulut Jojo sembari mengelus-elus rambut Jojo. Dada Bude juga menggemuruh keras dan vaginanya sudah mulai kembang kempis seperti pantat ayam. Bude mengarahkan bagaimana cara mengisap tetek dan mempermainkan lidah pada teteknya. Lepas dari satu tetek, dipindahkan ke tetek yang lainnya.
"Ikhhhh... anak ibu memang pintar. Ibu berharap, kamu tetap sehat dan nanti bisa tempat ibu menumpang hidup," bisik Bude ke telinga Jojo. Tapi desahan nafas bisikan Bude di telinga Jojo membuatnya semakin gelisah dan bulu kuduknya jadi merinding.
Tangan Bude mengelus dada Jojo yang telanjang dan telapak tangan Bude sengaja dipermainkan pada pentil tetel Jojo. Jojo pun suaddh tak mampu mengendalikan dirinya. Dia peluk Bude dan sebelah t etek yang lain diremasnya. Jojo membuka melepas semua kancing daster Bude sembari terus menetek dan Bude ikut membantunya, sampai Buda tinggal memakai CD saja. Bude pun nafasnya sudah tidajk teratur lagi, lalu melepas celana pendek berkaret bersama CD yang ada di balik celana m\pendek itu, membuat Jojo sudah telanjang bulat.
Jojo terus menguisap tetek Bude, dan Bude secara perlahan melepas pula CD nya sampai dia juga telanjang bulat, sementara tangannya dengan cepat meraih remote controle mengecilkan suara TV. Di raihnya ke belakang kepalanya, ada saklar lampu dan Klik... lampu pun padam. Hanya ada sinar dari kaca TV dan sinar dari ruang makan di bekalang.



Dituntunnya Jojo duduk menghadapnya di lantai, kemudian Bude mengangkangkan kedua kakinya, lalu ditariknya kepala Jojo sampai rapat ke vaginanya.
"Walau kamu belum pernah saya lahirkan, anggaplah ini kelahiranmu. Kamu lahir tanpa sehelai benang pun juga," bisik Bude kepada Jojo. Mulut Jojo dirapatkannya ke vaginanya dan dia minta Jojo menjilati vaginanya.
"Sebagai ganti kelahiranmu, karena kamu tak mungkin lagi masuk ke dalam perutku, maka biarlah lidahmu menyentuh...." kata Bude.
Diarahkannya Jojo menjilati vaginanya, bagian mana vagina itu dijilatnya, sampai Bude benar-benar basah dan mendekati puncak birahinya. Bude pun turun ke karpet dan menelentangkan dirinya, lalu ditariknya Jojo menindih tubuhnya dan menuntun kontol Jojo menelusup ke dalam liang vaginanya.
Huuuhhhh... hangat terasa kontol Jojo memasuki vagina Bude, demikian Jojo juga merasa hangat kontolnya berada di dalam liang Bude.
Secara repleks Jojo mulai mencucuk cabut kontolnya di dalam liang Bude dan Bude memberi respons yang kuat pula. Tidak lama, keduanya berpelukan erat dengan nafas sama-sama memburu dan Bude memeluk Jojo semakin kuat dan menpeit tuhbuhnya dengan kedua kakinya, lalu Bude mendesah... Jooooo.... hayo sirami ibumu ini sayang, sebagai tanda kelahiranmu. Hayooo.... jooooo....
Crot...croo... crooooottt... sperma Jojo tumpah ruah di dalam rahim Bude, Tubuh Jojo menegang dan akhrinya, mereka sama-sama terkulai lemas.....

Bude dan Ponakannya (2)

Hayo cepat bangun, udah kesiangan... bangun...bangunnn... Bude membangunkan Jojo. Matrahari syudah menyelusup dari kisi-kisi jendela. Dan Jojo terbangun. Saat dibukanya matanya, yang pertama dia lihat Bude masih telanjang bulat. Saat dia lihat tubuhnya, dia juga telanjang bulat. Bude pun memakai dasternya, tanpa CD dan Bra lalu dia keluar kamar dan terus ke kamar mandi. Saat keluar kamar dia setengah berteriak, cepat bangun ayo kita mandi, nanti keburu pelanggan kita pada pulang. Johjo pun bangkit dan dengan telanjang dia langsung menghambur ke kamar mandi.
Saat dia masuk ke kamar mandi yang pintunya tidak ditutup, sudah beberap kali siraman air sejuk ke tubuh Buda dan iar itu terpercion ke tubuh Jojo. Dingin.

"Sini dekat, Biar ibu mandikan kamu. Dasar malas mandi kamu..." kata Bude seperti berkata kepada anak berusia 4 tahun dengan manja. Jojo senang diperlakukan seperti itu. Jojo pun jongkok lalu disirami air sejuk mulai dari ubun-ubunnya. Diasbuni pakai sabun mandi yang wangi, lalu Bude menyirami dan menyabuni tubuhnya sendiri. Berdua mereka mandi di kamar mandi dengan telanjang, lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Berdua pula mereka masuk kamar dan berpakaian.

"Kita beli saja sarapan di pasar. Ayo cepat, kata Bude. Jojo berpakaian cepat dan bersisir, lalu menyalakan sepeda motor China memanaskan mesinnya, sedang Bude mengenakan kebaya dan kain batiknya. Tergesa-gesa tentunya.
Benar saja, Kios belum dibuka, pelangan sudah ramai menungu, karena Bude adalah kios terbesar di kecamatan itu menjual jamu secara lengkap. Sebuah mobil y ang membawa jamu dari ibukota provinsi juga sudah menunggu. Jojo membukia jios sembari menyusuni yang penting disusun, Bude mulai melayani pembeli sedang mobil pembawa jamu orderan, harus sabar menunggu.
Kenapa lama sekali hari ini? Salah seoprang pelanggan yang merasa lama menunggu memberikan teguran halus, walau teguran itu disampaikan dengan senyum manis.

"Kayak pengantin baru aja," yang lain nyeletuk.
"Iya tuh.. wajahnya hari ini cerah sekali, seperti remaja tinting yang baru dapat pacar," seorang pelanggan lain menimpali. Walau wajah Bude bersemu merah, dia tersenyum saja.
"Sabar... sabar..." hanya itu yang jkeluar dari muluitnya. Apakah jawabannya itu ada relevansinya dengan celoteh pelangannya dia sendiri enggak tau.
Usai menyusun yang penting, Jojo membeli sarapan ke kedai tak jauh dari tempat mereka dan sarapan sendiri, lalu sebungkus dai bawa untuk Bude, ibunya.
"Ini siapa?" tanya salah seorang pelanggan y ang sedikit kagum juga pada kecekatan Jojo dan kegantengannya.
"Pembantu dapat dari mana?" tanya yang lain.
"Kalau ngomong jangan sembarangan. Itu anakku...." bentak Bude dengan wajahnya yang tajam pada tatapan. Pelanggan sempat terkesiap mendengar bentakannya.
Tapi ada satu pelanggan yang usil dan mengatakan:" Setahuku, ibu tak pernah menikah, kok tiba-tiba punya anak?"
Bude semakin galak, “Soal menikah atau tidak, itu urusanku. Tapi yang jelas mulai tiga hari lalu, dia adalah anakku. Mengerti?" bentaknya. Semua diam. Merek sadar, soal masalah anak, tak pantas mereka mengungkitnya. Setelah semuanya kembali cari, Bude mengatakan kepada salah seorang pelangan yang tertua dan selama ini dekat dengannya, siapa Jojo. Jojo anak adik kandungnya dan sudah diserahkan kepadanya sebagai anaknya sendiri. Ibu tua itu menyalami Bude sembari mengucapkan selamat, semoga menjadi anak yang soleh. Jojo juga disalami dan dicium oleh ibu tua itu. Palanggan yang lain yang mulanya mau isen saja, ikut menyalami dengan mengucapkan selamat. Ibu tua itu menyarankan agar dibuatkan kenduri kecil-kecilan agar semua orang tau, Bude sudah memiliki seorang anak yang ganteng. Semua menyetujui dan BUde pun langsyung ngomong kalau hari minggu depan hal itu dilaksanakan. Saat itu juga Bude mengundang mereka semua.
Ibu tua itu pun menngumbar kata:": Tuh... rupanya suadh direncanakan mingu depan buat kenduri kecil-kecilan dan dia akan mengundang kita semua. Makanya, kita tak seharusnya asal ngomong," katanya. Pelanggan yang lain pun memohon maaf atas kelancxangan mereka. Dan minggu depannya, acara kenduri itu pun dilaksanakan, tetangga semua diundang dan pelanggan juga.
Usai acara kenduri Jojo dan Bude kelelahan. Cepat mereka tidur. Hanya satu malam saja Jojo tidur di kamarnya yang sudah disediakan. Setalah itu, mereka pernah tidur di karvet sampai bangun kesiangan, kemudian dan seterusnya mereka tidur di kamar Bude. Jojo hanya tidur di kamarnya, jika ada tamu yang datang dan bermalam di urmah mereka.

Sebuah daster terap tersangkut tak jauh dari ranjang, demikian juga sebuah celana pendek dan kaos oblong. Pernah hampir bahaya, pukul 22.00 Wib ada tamu yang datang, mereka hampir ketahuan tidur sekamar. Dengan dekatnya daster dan celana pendek serta kaon oblong di ranjang, jika ada apa-apa mereka bisa cepat memakainya.
Begitu pintu tertutup, Bude melepas pakaiannya sampai bugil dan meletakkan dasternya pada sebuah paku di sisi ranjang. Jojo juga demikian dan mereka masuk ke dalam selimut. Di antara mereka tak ada pernah keluar kata-kata malam ini kita ngentot yuk atau kata-kata apa saja. Bahasa tubuh keduanya mereka sudah bisa saling mengerti.
Jojo membuka sedikit selimut dan mulutnya langsung mengisap tetek Bude dan sebelah tanganya mengelus-elus memek Bude dengan bulunya yang selalu terawat rapi. Saat itu juga walau terasa agak letih Bude tatap memberinya respons, mereka saling mengelus, merangkul dan melepaskan nikmat mereka dengan gairah yang luar biasa.

Jarang sekali mereka mandi sendiri-sendiri setiap pagi. Demikian juga setiap sore, kecuali ada tamu. Mandi, tidur, makan, mereka tetap bersama. Bude semakin gairah dalam hidupnya dan tetap menemani Jojo belajar sampai dia tertidur menopangkan tangannya di atas meja makan, tempat Jojo belajar.
Semua orang kagum pada Bude y ang memiliki anak ganteng dan semakin ganteng saja dengan pakaian rapi seperti Bude, dan rajin membantu. Tak percuma Bude mendapatkan anak seperti Jojo y ang r ajin dan penuh sopan santun. Bude juga bangga sekali jika orang-orang memujinya. Terutama orang sedesanya yang mengetahui siapa Jojo dan mengenal siapa orangtua Jojo, mereka menghargai keberadaan Jojo.

Setahun sudah Jojo bersama Bude. Dia semakin ganteng, tidak terjemur matahari lagi, makan teratur dan pakaiannya bagus-bagus, serasi dengan tubuhnya. Kini kelihatan dia semakin tinggi dan berotot.
Jojo mengusulkan agar mereka seskali berlibur entah kemana. Mesin juga ada istirahatnya, kenapa mereka tak pernah istirahat? Bude setuju. Kamis kini mereka akan ke villa yang bisa disewa dan jauh dari keramaian, karena dia pernah liburan ke sana. Rencana itu mereka matangkan, dan mereka siap berangkat naik sepeda motor, dengan membawa sebuah ransel besar untuk pakaian mereka selama tiga hari.
Jojo gembira sekali dan dia mencium pipi Bude ibunya itu.

"Terima kasih, bu. Ibu baik sekali. Aku belum pernah menginap di villa. Terima kasih, ya... " kata Jojo. Ucapan Jojo itu membuat Bude haru dan dia memeluk Jojo.
"Apa pun akan aku berikan untukmu, Nak. Aku sangat menyayangimu dan mencintaimu, melebihi segalanya, asal kamu juga menyayangiku dan emncintaiku," bisiknya ke telinga Jojo.
"Aku pasti menyangimu Bu. Aku t idak akan pernah menikah dengan siapapun, kecuali kalau Ibu sudah tiada," kata Jojo pasti. Bude tersenyum bahagia.

Bude dan Ponakannya (3) Habis

Sebalum menutup kios, di pintu kios, Jojo menempelkan pengumuman, kalau kios tidak buka selama tiga hari karean ada urusan keluarga. Bude tersenyum. Kenapa selama ini dia tidak pernah berpikir seperti itui, sampai dia tidak pernah mengenal istirahat. Apa yang dikatakan oleh Jojo benar, kalau setiap minggu, dia harus tutup kios dan wajib istirahat untuk kesehatannya sendiri.
Sepeda motor melaju di jalan raya. Mereka akan menempun perjalan satu setengah jam memasuki kebun teh yang hijau dan di balik kebun itu ada villa mungil yang akan disewa selama tiga hari.
Di depan lekukan sepeda motor diletakkan ransel berisi pakaian untuk tiga hari dan Bude di boncengan belakang menyandang sebuah tas agak besar. Mereka istirhat sejenak di sebuah warung yang bersih. Kebetulan di warung itu mereka bertemu dengan penjaga villa dan mereka mendapat kabar, kalau violla sedang kosong, karena ada penyewa yang baru saja pulang dan villa sedang dibersihkan.

"Ibu dan putranya yang mau menempati?" tanya penjaga villa. Bude mengiyakan, karena menurut dokter dia harus istirahat total selama tiga hari. Setelah harga disepakati, penjaga villa itu minta diri untuk persiapan lebih lanjut dan menyiapkan makan siang dan malam, sedang menu lainnya akan dibicarakan nanti di villa.
Karean belum sarapan, Jojo dan Bude meminta sarapan dan mereka menikmatinya dengan senang. Sebentar-sebentar Jojo menyenderkan kepalanya ke bahi Bude atau sebaliknya. Bude menyelus-elus kepala Jojo pula.

"Anaknya, Bu?" t anya salah seorang yang duduk dekat mereka.
"Iya..." Bude langsung menjawab.
"Anaknya berapa, Bu?" tanyanya pula.
"Ya, cuma ini aja," Bude menjawab.
"Pantas. Kami sudah menduganya. Manja sekali. Namnya satu-satunya," komentar mereka. Jojo mendengarnya, tapi dia tak perduli dan tidak malu.
"Udah ah. LIhat tuh, kamu dikatain manja. Malu gak?" Bude sengaja mengucapkannya agak sedikit keras. Tapi jojo diam saja dan tak mau lepas menyenderkan kepalanya dibahu Bude. Orang yang melihatnya pun tersenyum dan mampu memahami anak tunggal yang manja.

Usai istirahat, berarti setenbgah jam lagi mereka akan sampai ke tujuan. Mereka kembali menyusuri jalan dan sudah memasuki wilayah kebun teh yang hijau dan asri. Walau jalannya tidak luas, tapi mobil bisa berselisih dengan baik dan aspalnya masih mulus. Bayangan Bude setengah jam, ternyata tanya 20 menit. Jalan yang meliuk-liuk itu, membuat mata mereka segar memandang dan mereka memasuki halaman villa di ketinggian. Sesekali embun menampar-nampar wajagh mereka dan sepeda motor langsung diminta supaya dimasukkan ke dalam garasi.

"Mau kamar yang di bawah atau yang di atas?" tanya penjaga.
"Yang di atas," kata Jojo cepat, sebelum Bude menjawab dan Bude hanya tersenyum saja.
"Lutut ibu bagaimana, sayang" tanya Bude.
"Jojo akan menuntun ibu kalau perlu Jojo akan gendong," katanya dengan kemanjaan. Penjaga villa tersenyum bersama isterinya mendengar jawaban Jojo.
"Silahkan, nanti kami akan hubungi pakai aiphone," kata sang penjaga. Penjaga mengangkat ransel mereka dan Jojo menuntun Bude naik ke atas. Jojo memilih kamar yang menghadap ke kebun teh. Karena tidak ada penghuni lainnya, mereka bebas saja, mau ada di mana, karean di atas hanya atas tiga kamar. Bude dengan hati-hati menyampaikan, karean menurut dokter dia butuh istirahat dan ketenangan dia mohon kalau bisa tidak ada orang yang naik ke atas, kecuali jika ada tamu yang mengisi kamar. Penjaga mengerti dan menyanggupinya dan mengatakan akan membawa makanan naik ke atas agar Bude tak harus naijk-turun tangga.

Begitu penjaga turun, Jojo langsung menutup pintu di tangga dan menguncinya. Klek... klek...!
Bude tersenyum melihat tingkah Jojo. Itu artinya Jojo ingin hanya berdua saja dan mungkin saja Jojo ingin melakukan sesuatu yang seru. Begitu mengunci pintu, Jojo langsung menghambur ke Bude dan memeluknya lalu membawanya ke balkon dan menatap indahnya kebun teh yang terkadang diselimuti kabut. Jojo berdiri di balkon dan Bude memeluknya dan belakang, merapatkan teteknya ke punggung Jojo. Jojo tau, kalau yang rapat ke tubuhnya itu masih dilapisi Bra. Jojo membalikkan tubuhnya.

"Kalau ibu tidak kedinginan, ayo, aku akan mengganti pakaian ibu dengan daster," ujarnya lembut. Bude tersenyum dan langsung ke kamar. Dia lepas kebayanya dan kain batiknya yang melilit tubuhnya dan dia sudah bugil. Jojo langsung memakaikan dasternya tanpa ada apa-apa di sebalik dastrer itu. Jojo juga melepas pakaiannya dan mengantinya dengan trainingspaak serta kaos oblong tanpa ada yang lain di sebaliknya. Mereka kembali ke balkon dan Bude memeluknya dari belakang.

"Kita harus hemat, Bu. KIta harus punya rumah mungil di sini. Nanti kalau ibu sudah tua dan aku sudah bekerja, ibu harus banyak istirahat di sini dengan udara yang segar," kata Jojo seperti kepada dirinya sendiri.
"Ya. Kita harus cari duit yang banyak. Selam kamu tida ada, aku tak pernah berpikir hemat dan tidak tau uangku habis demikian saja," kata Bude seperti menyesali. Jojo berbalik, lalu dia mencium bibir Bude. Mereka berpelukan dan loidah mereka saling mengkait. Saat itu terdengar suara aiphone dan Bude menerimanya. Ternyata makan siang suadh siap dan akan diantar ke atas. JOjo membuka pintu tangga dan penjaga suami-istri memgantar makanan ke atas. Nasi, lalap dan sambal, ikan asin dan ayam goreng serta sayur asam. Kemudian Bude menyerahkan menu untuk nanti malam dan seterusnya. Penjaga itu turun dan mereka berdua makan dengan lahap setelah pintu kembali dikunci.

Jojo menatap tajam tubuh Bude dan Bude kebingungan dibuatntya, tapi tak berani bertanya. Jojho mendekati Bude dan melepas semua daster hingga bugil, lalu Jojo melepas pakaiannya juga sampai bugil. Jojo memeluk Bude dan kembali mereka berciuman. Saling menjilat leher, saling meraba dan saling memagut.
Kabut semakin tebal udara semakin dingin, namun birahi membuat mereka hangat. Bude menuntun Jojo secara tak langsung ke sebuah kursi di sebuah sudut dan mendudukkan Jojo di kursi itu. Jojo pun mengisap pentil tetek Bude, dengan sebelah tangannya meremas, terkadang mengelus memek Bude. Sampai memek Bude benar-benar basa. Bude juga mengelus tubuh Jojo, juga meraba kontolnya.
Bude menaiki sisi kursi, lalu menuntun kontol Jojo memasuki lubangnya. Bude menekan tubuhnya, hingga kontol Jojo menembus luabng nikmat itu.
Uh.... Bude melenguh. Bude merasakan, ujung kontol Jojo mentok jauh di dalam, Untunglah dia melakukan hal ini, hingga dia mengetahui kedalaman memeknya dan kepanjangan kontol Jojo.
Jojo merasakan ujung kontolnhya mentok jauh di dalam kemudian merasakan kehangatan memek Bude dan menikmati kedua tetek Bude lengket di dadanya dan menikmati jilatan lidah Bude di lehernya. Tubuh yang mungil itu semakin disayangi oleh Jojo. Seumru hidupnya dia tak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dan kenikmatan hidup yang lain.
Bude mulai memutar-mutar pantatnya untuk mencari titik nikmatnya agar dia bisa orgasme, sementara Jojo merasakan gesekan-gesekan dinding liang Bude pada kontolnya. Sudah hampir 20 menit mereka di kursi itu, dan terus tubuh mereka tak bisa diam. Akhirnya, kedua saling merangkul dengan kuat dan masing-masing merintih dengan lembut dan dari liang memek Bude keluar lendir kental membuncah, lalu disusul pula dengan semprotan sperma Jojo beberapa kali. Mereka pun merenggangkan pelukannya. Jojo membimbing Byude ke kamar dan mereka sembunyi di balik selimut tebal, karena terpaan hawa dingin.

Selama tiga hari di villa, seperti tiada lelah bagi Jojo untuk menyetubuhi Bude, setidaknya dua kali sehari. Bude sepertinya tak sedetikpun dibiarkan oleh Jojo si remaja kemaruk itu lepas dari pelukan. Sebentar-sebenar dia mengecup entah bagian tubugh yang maa saja. Sebentar-sebentar dia menjilat, entah bagia tubuh yang mana saja.
Saat mereka mau pulang, Dan sudah berpakaian agar pagi itu mereka pualng dan sempat istirahat di rumah serta besoknya tidak terlamat membuka kios, Saat mau turun tangga, kembali Jojo menarik Bude kembali ke atas, padahal mereka sudah menuruni dua buah anak tangga. Bude hanya menatap, mungkin ada yang tinggal. Begitu kembali tiba di atas, Jojo mengunci kembali pintu, lalu membuang ransel dan melapas kebaya Bude dan seterusnya sampai telanjang bulat. Jojo juga melepas semuapa pakaiannya sampai budil. Bude tersenyum Dia harus melayaninya. Di tempat tidur, langsung Bude dikangkangkan dan memeknya diserbu dengan jilatan lidah. Bude menggelinjang. Lebih menggelinjang lagi, saaat lidah Jojo menjuilatiu lubang duburnya dan ujung lidah itu memutar-mutar di lubang duburnya. Seumur hidup Bude tak pernah merasakan kenikmatan seperti itu.
Jojo masih berdiri di lantai, sementara Bude terlentan di ranjang. Kemudian Jojo menusuk kontolnya ke memek Bude yang sudah becek. Kemudian ditarik lalu ujung kontolnya ditempelkan ke lubang dubur
dan ditekan, kemudian dilepas lalu dimasukkan kembali ke lubang memek sampai dalam beberap akali kocokan lalu ditarik dan ujung kontol kembali ditekan ke luabang dubur lalu ditekan kuat. Begitru kepala kontolnya sudah masuk, Jojo menariknya kembali dan mencelupkannya ke lubang memek jauh ke dalam terus berganti-ganti. sampai akhirnya, setengah batangnya sudah memasuki dubur Bude dan Bude merintih.

Perlahan Jojo menarik kontolnya dn perlahan pula dia menekannya. Jojo merasakan betapa nikmatnya cengkeraman loubang dubur Bude, kemudian saat mau melepas spermanya, Jojo menekan sekuat-kuatnya kontolnya sampai hilang ditelan dubur Bude dan di sana melepaskan spermanya. Kontolnya mengecil lalu keluar dari dubur dan Jojo kembali joingkok menjilati memek Bude sampoai Bude orgasme.

Mereka pualng dengan perlahan-lahan. Bahkan mereka berhenti sampai tiga kali di warung tepi jalan. Sore menjelang mahgrib mereka tiba di rumah. Karean sudah kenanyang, mereka langsung istirahat tidur, agar tidak bangun kesiangan. Jojo sempat mengantar Bude ke kios dan dia ke sekolah. Sepulang sekolah masih sempat membantu bude di kios.
Sampai Bude mninggal dunia dalam usia 60 tahun, dia tak pernah melahirkan dan Jojo baru menikah dlam usia 36 tahun dan dia meneruskan usaia Bude sebagai agen jamu "Ny.M" di ibukota kecamayan itu.

1 komentar: